Berhenti Merokok Bisa Bikin Berat Badan Naik?

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

berhenti-merokok-doktersehat
photo credit: Pexels

DokterSehat.Com– Ada anggapan yang dipercaya oleh banyak orang, yakni jika kita berhenti merokok, maka berat badan akan naik. Sebenarnya, apakah anggapan ini sesuai dengan fakta medis? Berikut adalah penjelasan dari pakar kesehatan terkait hal ini.

Dampak berhenti merokok bagi berat badan

Banyak orang yang menyebut berhenti merokok akan membuat kita seperti mencari hal yang bisa mengalihkannya. Hal ini sayangnya akan membuat kita menjadi lebih tertarik untuk ngemil dan akhirnya menyebabkan berat badan naik.

Penelitian pun dilakukan oleh para ahli dari Kyoto Medical Center untuk membuktikan apakah berhenti merokok bisa menyebabkan berat badan naik atau tidak. Hasilnya adalah, anggapan ini memang benar. Mereka yang berhenti merokok memang cenderung mengalami peningkatan berat badan. Semakin tinggi tingkat kecanduan nikotin sebelumnya, semakin besar pula kemungkinan berat badan naik setelah berhenti merokok.

Dalam penelitian yang melibatkan 186 relawan yang memiliki usia rata-rata 60 tahun ini, sebelumnya para relawan diketahui merokok hingga satu bungkus setiap hari. Tiga bulan setelah penelitian, mereka berhenti merokok dan akhirnya mengalami kenaikan berat badan rata-rata 1,1 kilogram.

Mengapa setelah berhenti merokok berat badan bisa naik?

Para peneliti menyebut dampak dari kenaikan berat badan ini hanya akan berlangsung sekitar tiga tahun setelah merokok. Setelahnya, berat badan mereka tidak akan lagi bertambah dan mereka justru akan semakin mendapatkan manfaat kesehatan dari keputusan untuk berhenti merokok.

Penyebab dari naiknya berat badan para mantan perokok ini disebabkan oleh peningkatan nafsu makan, penurunan sistem metabolisme dengan signifikan, kecenderungan untuk lebih jarang melakukan aktivitas fisik, serta peningkatan aktivitas lipoprotein lipase, sejenis hormon yang berperan besar dalam distribusi lemak di dalam tubuh.

Melihat fakta ini, mereka yang berhenti merokok sangatlah disarankan untuk lebih rajin berolahraga dan mengatur pola makan menjadi lebih sehat demi mencegah dampak kenaikan berat badan ini.

Berbagai manfaat kesehatan lain yang bisa didapatkan dari berhenti merokok

Selain bisa membuat tubuh menjadi lebih sehat, pakar kesehatan menyebut ada beberapa manfaat kesehatan yang bisa didapatkan jika kita mau berhenti merokok.

Berikut adalah berbagai manfaat-manfaat tersebut.

  1. Pernapasan akan terasa lebih lega

Organ tubuh yang langsung mendapatkan dampak positif dari berhenti merokok adalah saluran pernapasan. Banyak mantan perokok yang langsung merasa pernapasan terasa lebih lega dan nyaman. Bahkan, setelah sembilan bulan berhenti merokok, kapasitas paru-paru akan meningkat hingga 10 persen!

Jika mantan perokok juga mengimbangi hal ini dengan lebih rajin berolahraga, maka saluran pernapasan akan menjadi lebih sehat.

  1. Memiliki energi yang lebih banyak

Dalam jangka waktu 2 hingga 12 minggu setelah berhenti merokok, sirkulasi darah akan semakin membaik. Hal ini akan membuat distribusi oksigen dan nutrisi makanan ke organ-organ, jaringan, dan bagian tubuh akan semakin meningkat. Kita pun akan merasa jauh lebih bertenaga dan bersemangat untuk melakukan berbagai macam aktivitas.

  1. Menurunkan stres

Kandungan nikotin di dalam rokok bisa menyebabkan stres, baik itu stres psikis maupun stres fisik. Dengan berhenti merokok, maka stres akan menurun dan kesehatan mental akan menjadi lebih baik.

  1. Kulit terlihat lebih sehat

Berhenti merokok akan membuat kita menghentikan masalah penuaan dini seperti munculnya keriput atau masalah kulit kusam. Kulit pun akan terlihat jauh lebih sehat dan segar sehingga bisa membuat rasa percaya diri semakin meningkat.

  1. Membuat panjang umur

Pakar kesehatan menyebut berhenti merokok di usia 30 tahunan bisa membuat harapan hidup meningkat selama 10 tahun. Berhenti merokok di usia 60-an bisa membuat harapan hidup meningkat hingga 3 tahun. Hal ini disebabkan oleh menurunnya risiko terkena penyakit berbahaya seperti penyakit jantung atau kanker.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Share:

Normalkah Mengalami Menstruasi Selama 1-2 Hari Saja?

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

menstruasi-singkat-doktersehat

DokterSehat.Com – Lama siklus menstruasi seseorang berbeda satu dengan yang lain. Ada yang memiliki siklus panjang dan ada yang pendek. Selain itu, waktu untuk menstruasi juga berbeda-beda. Ada yang beberapa hari saja dan ada yang sampai seminggu. Nah, pertanyaannya adalah, bagaimana dengan mereka yang mengalami menstruasi selama 1-2 hari saja, normalkah?

Berapa menstruasi biasanya terjadi?

Panjang siklus menstruasi yang dimiliki seseorang dikatakan normal kalau mereka memiliki panjang siklus selama 28-35 hari. Kalau seseorang mengalami siklus pendek 28 hari, menstruasi akan sering maju setiap bulan. Sebaliknya kalau mereka mengalami siklus panjang, menstruasi akan terus mundur setiap bulannya.

Selain panjang siklus menstruasi, lama dari siklus menstruasi biasanya berkisar 3-7 hari saja. Kalau lebih atau kurang dari itu harus diwaspadai karena bisa saja terjadi masalah pada tubuh atau ada kondisi khusus lainnya, misal mengalami kehamilan dan perdarahan ringan yang terjadi adalah spotting saat implantasi janin, bukan menstruasi.

Apa penyebab menstruasi jadi pendek?

Karena masalah menstruasi singkat selama 1-2 hari saja tidak selalu berhubungan dengan kehamilan, simak beberapa penyebab lain dari siklus menstruasi yang sangat pendek ini.

  1. PCOS

Dalam tubuh wanita masih terkandung hormon testosteron meski levelnya tidak setinggi pria. Namun, pada kondisi PCOS, jumlah hormon testosteron yang dimiliki oleh wanita akan meningkat dengan sendirinya. Peningkatan ini menyebabkan wanita mengalami gangguan pada fungsi reproduksinya termasuk menstruasi yang sering terganggu dan cepat.

Menstruasi yang terganggu menyebabkan ovulasi jadi susah terjadi. Dampaknya, proses pembuahan akan sulit terjadi dan kehamilan semakin susah didapatkan. Selain itu seseorang dengan kondisi PCOS juga akan mudah mengalami lelah, suara jadi lebih tebal, mudah mengalami mood swing, muncul banyak jerawat, dan muncul rambut di wajah seperti pria.

  1. Keguguran

Salah satu kesalahan yang sering dilakukan oleh wanita adalah tidak tahu kalau dirinya sedang hamil. Saat kehamilan masih mudah, kantong janin mudah runtuh dan wanita mengalami keguguran. Kalau keguguran terjadi saat janin masih sangat muda mungkin akan terjadi singkat dan tidak ada perdarahan parah. Kondisi ini sering dianggap sebagai menstruasi.

Wanita yang mengalami keguguran juga akan mengalami beberapa tanda seperti kram di perut yang cukup intens. Nyeri di perut bawah hingga panggul juga akan muncul disusul dengan nyeri di pinggang bagian belakang.

  1. Menyusui

Saat sedang menyusui, tubuh wanita akan menghasilkan hormon bernama prolaktin. Hormon ini akan mendorong terbentuknya ASI sehingga wanita bisa menyusui dengan lebih mudah. Sayangnya prolaktin akan memicu berhentinya menstruasi atau membuat menstruasi jadi sangat ringan dan cepat sekali selesai.

Wanita yang sedang menyusui biasanya akan memiliki menstruasi yang ringan selama beberapa bulan hingga bayinya terus membesar. Umumnya sekitar 9-18 bulan, menstruasi akan terganggu dan setelahnya wanita bisa mengalami menstruasi normal dari awal seperti saat sebelum hamil.

  1. Alat kontrasepsi

Kalau Anda sedang menjalankan KB hormonal apa pun jenisnya baik suntik, pil, atau IUD, menstruasi yang terjadi akan sangat ringan. Menstruasi terjadi ringan karena kandungan hormon yang ada pada alat kontrasepsi membuat lapisan rahim jadi tipis. Dampaknya darah yang keluar saat menstruasi akan menjadi ringan.

Menstruasi selama 1-2 hari saja saat menggunakan alat kontrasepsi sangat wajar. Jadi, Anda tidak perlu merasa panik atau kebingungan. Kalau ada gangguan lain seperti nyeri yang tidak normal padahal Anda sedang tidak mengalami sakit, barulah segera periksakan diri ke dokter agar tidak terjadi masalah yang lebih serius.

  1. Stres

Salah satu musuh terbesar wanita kalau ingin memiliki menstruasi yang rutin dan tidak memiliki gangguan adalah stres. Wanita yang mengalami stres biasanya memiliki hormon yang tidak stabil di dalam tubuhnya. Hormon yang tidak stabil akan membuat mereka mengalami gangguan menstruasi termasuk waktu menstruasi yang pendek.

Kalau Anda sedang mengalami stres berat dan siklus menstruasi terus menurun, ada baiknya untuk melakukan relaksasi. Lakukan meditasi, pelesir, yoga, atau hal lain yang bisa mengurangi level stres pada tubuh. Setelah stres di dalam tubuh menurun, menstruasi akan kembali normal seperti sedia kala.

  1. Latihan terlalu intens

Wanita memang disarankan untuk tetap melakukan olahraga agar tubuhnya menjadi sehat dan tidak mengalami obesitas. Namun, kalau mereka melakukan latihan yang terlalu berat, kemungkinan besar bisa memicu banyak masalah pada tubuhnya seperti penurunan level energi yang berdampak pada gangguan menstruasi.

Melakukan latihan yang intens bisa saja dilakukan, tapi Anda harus melakukan latihan dengan hari yang berselang-seling. Misal hari ini mengalami latihan lalu esok hari baru latihan lagi. Saat latihan pastikan memiliki energi yang penuh sehingga tubuh tidak sampai mengalami defisit.

  1. Penyakit tiroid

Gangguan pada tiroid bisa menyebabkan produksi hormon di sana mengalami abnormalitas. Kalau sampai jumlah hormon yang keluar mengalami penurunan yang signifikan, kemungkinan besar akan mengalami gangguan pada hormon dan memicu menstruasi menjadi pendek dan tidak teratur. Kondisi ini akan sangat berbahaya karena bisa memicu kesuburan.

Tanda lain dari gangguan produksi hormon di tiroid adalah penurunan atau kenaikan berat badan yang cepat. Selanjutnya gangguan tidur, mudah lelah, dan masalah pada detak jantung juga kerap terjadi. Masalah tiroid biasanya disembuhkan dengan menghilangkan penyakit lalu diberi terapi hormon atau obat.

Dari ulasan di atas terlihat dengan jelas kalau menstruasi yang hanya 1-2 hari saja serta keluar sangat ringan bisa saja tanda dari kehamilan. Meski demikian ada beberapa kondisi media lain yang harus kita perhatikan dengan baik. Kalau dalam beberapa bulan Anda mengalami menstruasi pendek seperti ini ada baiknya untuk segera memeriksakan diri ke dokter.

 



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Share:

10 Makanan Terbaik dengan Kandungan Potasium Tinggi

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

makanan-kaya-potasium-doktersehat

DokterSehat.Com – Nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh tidak hanya protein, lemak, dan karbohidrat yang menyuplai energi setiap hari. Anda juga disarankan mengonsumsi makanan yang mengandung potasium tinggi. Kandungan mineral dan vitamin dapat membantu kinerja organ tubuh.

Makanan yang mengandung potasium tinggi

Selama ini kita sudah tahu kalau pisang mengandung potasium yang tinggi. Selain buah tersebut, ada beberapa makanan yang mengandung potasium tinggi yaitu:

  1. Kentang

Kentang adalah salah satu sumber dari potasium yang sangat besar. Anda disarankan untuk mengonsumsi tomat dalam jumlah cukup setiap harinya. Misal dalam satu hari Anda makan 1-2 porsi kentang sebagai pengganti karbohidrat. Satu porsi kentang akan memberikan sekitar 941 mg potasium. Hindari penambahan garam dan digoreng saat mengolah.

  1. Sayuran hijau

Sayuran hijau mengandung cukup banyak nutrisi untuk tubuh, Mengonsumsi sayuran hijau akan menyuplai serat yang cukup banyak dan juga protein. Selanjutnya beberapa jenis sayuran hijau juga mengandung potasium yang jumlahnya cukup banyak. Misal satu takaran bayam ada sekitar 838 mg potasium.

  1. Lentil

Lentil adalah salah satu pengganti protein yang cukup bisa diandalkan. Dengan mengonsumsi lentil, Anda akan mendapatkan juga suplai serat yang cukup banyak. Mengonsumsi lentil juga bisa membantu tubuh dalam menurunkan kadar garam secara berlebihan. Satu takaran saji lentil mengandung sekitar 731 mg potasium.

  1. Jus tomat

Jus tomat atau tomat dalam bentuk puree memiliki kandungan potasium yang cukup banyak. Anda bisa membuat sendiri jus tomat atau membeli dalam bentuk kemasan. Dalam setengah mangkuk jus tomat mengandung sekitar 500 mg potasium yang membantu tubuh dalam meregulasi air dan juga garam.

  1. Sayuran dan buah tertentu

Beberapa jenis buah dan sayuran juga menawarkan potasium dalam jumlah banyak. Buah dan sayuran ini bisa dalam bentuk jus segar atau dalam bentuk kemasan kaleng. Buah markisa mengandung 687 mg potasium, jeruk mengandung 496 mg, dan wortel mengandung 689 mg.

  1. Kacang polong

Beberapa jenis kacang polong mengandung cukup banyak potasium per satu takaran saji. Rata-rata potasium yang akan didapatkan sekitar 354-612 mg. Anda bisa mengolahnya menjadi apa saja termasuk dikukus atau dibuat puree.

  1. Kismis

Sekitar setengah mangkuk kismis mengandung 618 mg potasium. Anda bisa mengonsumsi kismis secara langsung atau dicampur dengan bahan lainnya untuk membuat kue.

  1. Yoghurt

Satu takaran saji yoghurt alami tanpa ada campuran sama sekali mengandung sekitar 579 mg potasium. Selain itu, dalam yoghurt juga terkandung cukup banyak kalsium yang baik untuk tulang serta probiotik yang baik untuk kesehatan perut.

  1. Ubi jalar

Ubi jalar sama halnya dengan kentang, hanya saja ubi jalar lebih banyak mengandung betakaroten. Rasanya yang manis dan nikmat memudahkan Anda dalam mengolahnya menjadi apa saja kecuali digoreng dengan minyak yang banyak.

  1. Makanan laut

Ada beberapa jenis makanan laut yang mengandung cukup banyak potasium. Selain potasium yang baik untuk peredaran darah, ada juga kandungan omega-3 yang baik untuk otak dan protein untuk otot. Rutin mengonsumsi makanan laut bisa membuat kita lebih sehat.

Beberapa jenis makanan laut dengan potasium tinggi per satu takar saji adalah ikan makarel, halibut, dan salmon.

Manfaat potasium untuk tubuh

Potasium banyak ditemukan di makanan yang kita konsumsi setiap harinya. Disadari atau tidak, potasium ini ternyata memiliki cukup banyak peranan untuk tubuh sehingga kita harus bisa memenuhinya. Berikut beberapa manfaat dari potasium.

  • Membuat cairan di dalam tubuh menjadi lebih seimbang. Potasium akan membantu menurunkan jumlah sodium atau garam yang mengikat air. Kalau dua hal ini ada dalam tubuh dan cukup seimbang, gangguan pada tubuh tidak akan terjadi.
  • Mineral ini bekerja sebagai salah satu aktivator dari saraf. Kalau mineral tidak dimiliki oleh tubuh dalam jumlah yang cukup gangguan pada saraf akan terjadi. Kalau jumlah potasium di dalam tubuh seimbang, fungsi jantung, dan refleks yang dimiliki seseorang akan membaik.
  • Potasium bermanfaat untuk kontraksi dan kemampuan dari otot. Seperti yang sudah kita tahu, sebagian besar alat gerak di tubuh menggunakan otot. Kalau otot mengalami penurunan fungsi, kemungkinan menjadi lemah akan besar. Kalau otot jadi lemah, Anda akan sulit bergerak dan mengangkat benda yang terlalu berat.
  • Fungsi yang paling sering dimanfaatkan dari potasium baik dalam bentuk suplemen atau makanan adalah menstabilkan tekanan darah. Mineral ini mampu menurunkan tekanan darah yang terlalu tinggi atau hipertensi. Kalau tekanan darah Anda terlalu tinggi, perbanyak potasium yang masuk ke dalam tubuh.
  • Seseorang yang memiliki kadar potasium seimbang di dalam tubuh akan menurunkan risiko stroke. Dari beberapa penelitian yang dilakukan, mengonsumsi makanan dengan kandungan potasium bisa menurunkan risiko stroke hingga 21%.
  • Membantu mencegah osteoporosis. Wanita dengan usia di atas 50 tahun biasanya rentan mengalami pengeroposan tulang belakang dan patah kalau melakukan aktivitas yang terlalu intens.
  • Menurunkan risiko batu ginjal yang berbahaya untuk tubuh. Dari penelitian yang dilakukan pada 90.000 wanita mengonsumsi makanan dengan kandungan potasium bisa menurunkan risiko terkena batu ginjal hingga 35%.

Itu dia beberapa makanan yang mengandung potasium tinggi dan juga manfaat potasium bagi kesehatan tubuh. Kira-kira, mana yang Anda suka?



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Share:

7 Obat Flu untuk Ibu Menyusui yang Aman Digunakan

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

obat-flu-yang-aman-untuk-ibu-menyusui-doktersehat

DokterSehat.Com – Penyakit flu bisa menimpa siapa pun termasuk ibu menyusui. Terkadang flu bisa diatasi tanpa menggunakan obat-obatan medis, tetapi penggunaan obat flu untuk ibu menyusui tidak bisa digunakan sembarangan. Ketahui apa saja obat flu yang aman untuk ibu menyusui dan bayi!

Apakah Ibu Menyusui Boleh Menggunakan Obat Flu?

Mengonsumsi obat saat sedang menyusui sering kali menjadi hal yang diragukan oleh para ibu. Anda tidak berlebihan, malah ini adalah pertanda bahwa Anda adalah seorang ibu yang baik karena berupaya memproteksi peluang bahaya yang mungkin menimpa si buah hati.

Anda juga perlu memerhatikan penularan virus flu pada bayi. Semakin lama flu diatasi, maka semakin besar pula kemungkinan si kecil tertular virus flu tersebut. Alih-alih tidak ingin menggunakan obat, malah akan membuat si kecil juga ikut terkena flu.

Hal tersebut juga tidak baik bukan bagi bayi Anda? Oleh karena itu, tidak ada salahnya untuk mengatasi flu dengan menggunakan obat. Perlu diketahui bahwa tidak semua obat flu memengaruhi laktasi secara signifikan.

Kriteria obat flu tersebut cukup aman digunakan oleh para ibu menyusui karena tidak menimbulkan risiko atau bahaya bagi bayi Anda. Ketahuilah obat flu ibu menyusui agar Anda bisa mengobati flu tanpa disertai rasa cemas dan takut akan efek sampingnya.

Obat Flu untuk Ibu Menyusui yang Aman bagi Bayi

Suatu hal yang wajar jika ibu menyusui merasa khawatir dan ragu terhadap obat flu yang hendak digunakan. Pasalnya, tidak semua obat flu aman digunakan untuk ibu menyusui karena ada kandungan obat tertentu yang terkonsentrasi di ASI dan membahayakan bayi.

Tidak ingin kondisi buruk menimpa bayi Anda? Gunakanlah obat flu ibu menyusui yang aman, seperti di bawah ini!

1. Paracetamol

Salah satu gejala flu yang cukup menyiksa adalah rasa nyeri (sakit kepala). Tentu saja, gejala tersebut semakin memperburuk hari-hari menyusui Anda, terlebih jika Anda masih harus terjaga di malam hari.

Sakit kepala karena kurang tidur menjadi double karena ditambah dengan sakit kepala akibat flu. Pastinya, ini membuat kepala Anda seolah terasa ingin pecah. Tenang, hal tersebut bisa diredakan dengan menggunakan obat flu yang mengandung paracetamol.

Paracetamol atau asetaminofen adalah kandungan obat flu yang aman digunakan ibu menyusui. Penggunaan obat flu yang mengandung paracetamol tidak membahayakan bayi walaupun dapat diserap oleh ASI.

2. Ibuprofen

Sama seperti paracetamol, ibuprofen juga merupakan obat flu untuk ibu menyusui yang aman digunakan karena tidak membahayakan bayi. Ibuprofen termasuk golongan analgesik non-opioid yang bermanfaat untuk mengurangi rasa nyeri, sebagaimana paracetamol.

Paracetamol bukan satu-satunya obat flu ibu menyusui dalam meredakan pilek, demam, peradangan, sakit kepala, dan rasa nyeri di bagian tubuh lainnya. Anda bisa lega dalam menggunakan obat flu dengan kandungan ibuprofen. Ada beberapa pilihan nama dagang obat flu yang memiliki kandungan ibuprofen.

3. Dekstrometorfan

Berbeda dengan dua obat flu ibu menyusui sebelumnya, dekstrometorfan termasuk obat flu golongan antitusif yang memiliki manfaat untuk mengatasi batuk kering yang tidak produktif. Tak jarang, flu disertai batuk kering (tidak berdahak) dan ini cukup menyiksa.

Pada dasarnya, obat flu dengan kandungan dekstrometorfan cukup aman digunakan oleh para ibu yang menyusui. Hal ini dikarenakan pengaruhnya terhadap laktasi tidak memiliki risiko terhadap bayi.

Penggunaan dekstrometorfan pada beberapa ibu menyusui tidak diperbolehkan karena bisa membahayakan keselamatan ibu. Ibu menyusui yang mengalami asma dan diabetes kontraindikasi dengan dekstrometorfan.

Baca Juga: Cara Meredakan Gejala Flu Secara Alami

4. Bromhexine

Obat flu untuk ibu menyusui yang aman digunakan adalah Bromhexine. Kandungan obat flu yang satu ini termasuk golongan mukolitik. Manfaat Bromhexine dapat membantu ekspektorasi dengan cara mengurangi viskositas sputum.

Sering kali flu disertai batuk berdahak dan ini juga bisa menimpa ibu menyusui. Dahak yang cukup banyak dan seolah tak ada hentinya menimbulkan ketidaknyaman dan mengganggu aktivitas Anda saat menyusui si kecil.

5. Gliseril Guaiakolat

Selain Bromhexine, Gliseril Guaiakolat juga termasuk obat flu yang aman untuk ibu menyusui dan sama-sama berada pada kelas terapi mukolitik. Penggunaan Gliseril Guaiakolat bermanfaat untuk mengatasi flu disertai batuk berdak.

6. Obat Golongan Dekongestan

Pengobatan flu juga melibatkan obat dari golongan dekongestan. Dekongestan bermanfaat untuk mengurangi hidung tersumbat akibat pembengkakan mukosa. Cara kerja dekongestan adalah dengan menyempitkan pembuluh darah pada hidung yang tersumbat.

Ada beberapa jenis kandungan obat flu yang tergolong dekongestan, yakni seperti fenil propanol amin (PPA), fenilefrin , pseudoefedrin, dan efedrin. Akan tetapi, tidak semua obat dekongestan tersebut aman digunakan ibu menyusui.

7. Chlorpheniramine Maleat

Chlorpheniramine maleat adalah obat yang berasal dari golongan antihistamin yang bermanfaat untuk meredakan beberapa gejala alergi yang juga mirip seperti gejala flu. Beberapa gejala tersebut seperti sakit kepala, pilek, hidung tersumbat, dan lainnya.

Penggunaan Chlorpheniramine maleat dianggap aman karena pengaruhnya terhadap laktasi hanya sedikit, sehingga tidak membahayakan bayi. Namun, Anda juga perlu berhati-hati dalam menggunakan obat flu untuk menyusui yang satu ini, terutama jika bayi Anda terlahir secara prematur.

Hal Penting Terkait Penggunaan Obat Flu Ibu Menyusui

Meskipun beberapa obat flu untuk ibu menyusui yang telah disebutkan di atas cukup aman digunakan, Anda tetap perlu menggunakannya secara hati-hati. Pasalnya, setiap obat flu ibu menyusui tersebut memiliki beberapa hal yang menjadi kontraindikasi dan peringatan.

Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakan obat flu. Pastikan kondisi medis Anda dan bayi mendukung untuk menggunakan obat flu tersebut. Ini bertujuan untuk mencegah efek samping yang mungkin terjadi.

 

 

Sumber:

  1. PIONAS-BPOM: Cerdas Memilih Obat Flu. http://pionas.pom.go.id/artikel/cerdas-memilih-obat-flu [diakses pada 15 Juli 2019]
  2. FirstCry: Taking Cold Medicine during Breastfeeding – Is It Safe? Alia Khan. 2018. https://parenting.firstcry.com/articles/cold-medicine-during-breastfeeding-is-it-safe/ [diakses pada 15 Juli 2019]


Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Share:

Penderita Diabetes Tak Boleh Makan Wortel? Ini Faktanya

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

kandungan-nutrisi-wortel-doktersehat

DokterSehat.Com– Wortel termasuk dalam sayuran yang sering dikonsumsi masyarakat Indonesia. Sayangnya, karena rasanya yang cenderung manis, ada sebagian penderita diabetes yang mengaku khawatir untuk mengonsumsinya. Sebenarnya, apakah mereka masih bisa mengonsumsi wortel?

Dampak makan wortel bagi penderita diabetes

Sebagaimana kita ketahui, penderita diabetes memang harus menghindari makanan dan minuman yang manis. Kandungan gula atau kalori yang tinggi di dalam makanan dan minuman manis berpotensi mengacaukan kadar gula darah dan meningkatkan risiko komplikasi.

Beruntung, meskipun wortel juga memiliki rasa yang manis, tidak termasuk dalam pantangan bagi penderita diabetes. Sebagaimana sayur pada umumnya, wortel masih bisa dikonsumsi secara rutin oleh mereka.

Wortel juga termasuk dalam sayuran yang tinggi kandungan nutrisi. Selain itu, jika kita mengonsumsi wortel dengan ukuran sedang, hanya akan mendapatkan karbohidrat sebanyak 4 gram, jumlah yang cukup rendah dan aman bagi penderita diabetes.

Indeks glikemik wortel juga sangat rendah sehingga tidak akan memicu kenaikan kadar gula darah. Hal ini berarti, sering mengonsumsinya juga tidak akan memberikan dampak buruk bagi penderita diabetes.

Beberapa nutrisi sehat yang ada di dalam wortel

Wortel dikenal luas sebagai makanan yang baik bagi kesehatan mata. Padahal, dalam realitanya ada banyak sekali nutrisi sehat dari sayuran dengan warna oranye ini.

Berikut adalah berbagai nutrisi sehat tersebut.

  1. Memiliki kandungan vitamin A yang tinggi

Kandungan vitamin A di dalam wortel tak hanya akan membantu penglihatan tetap prima, namun juga bisa membantu tubuh mengendalikan kadar gula darah dengan lebih baik. Fakta ini terungkap dalam penelitian yang menggunakan tikus percobaan.

Tikus-tikus yang kekurangan asupan vitamin A cenderung mengalami gangguan sel beta pankreas yang berimbas pada terganggunya sekresi insulin, hormon yang memetabolisme gula darah menjadi energi. Jika sampai sekresi insulin tidak lancar, kadar gula darah akan terus meningkat dan akhirnya memicu dampak buruk bagi penderita diabetes.

Rutin mengonsumsi wortel juga bisa mencegah kondisi hiperglikemia, salah satu komplikasi diabetes yang tidak bisa disepelekan.

  1. Memiliki kandungan vitamin B6 yang tinggi

Vitamin B6 memiliki peran besar dalam memperlancar proses metabolisme tubuh. Hal ini tentu akan berpengaruh dalam pengendalian kadar gula darah dan penurunan risiko terkena komplikasi diabetes dengan signifikan.

  1. Tinggi kandungan serat

Sebagaimana sayuran pada umumnya, wortel juga tinggi kandungan serat. Kandungan ini tak hanya akan membantu pencernaan berjalan dengan lancar, melainkan juga bisa membantu mengendalikan kadar gula darah.

Beberapa jenis sayuran yang sebaiknya dihindari penderita diabetes

Jika wortel termasuk aman dan bahkan direkomendasikan bagi penderita diabetes, pakar kesehatan justru menyarankan penderita penyakit ini untuk berhati-hati dalam mengonsumsi beberapa jenis sayuran berikut ini.

  1. Kentang

Meskipun tergolong sebagai sayuran, dalam realitanya kentang sebenarnya adalah makanan dengan kandungan karbohidrat yang tinggi seperti nasi. Padahal, penderita diabetes harus membatasi asupan karbohidrat demi menjaga kadar gula darah, bukan?

Alih-alih makan kentang, penderita diabetes lebih direkomendasikan untuk makan gandum atau oatmeal yang tinggi serat dan bisa membantu mengendalikan kadar gula darah.

  1. Ubi jalar

Ubi jalar tinggi kandungan karbohidrat dan indeks glikemik. Mengonsumsinya bisa memicu kenaikan kadar gula darah. Karena alasan inilah sayuran ini sebaiknya dibatasi konsumsinya oleh penderita diabetes.

  1. Kacang-kacangan

Beberapa jenis kacang-kacangan, khususnya yang diolah dengan garam, atau diberi tambahan tepung seperti kacang atom dan kacang telur memiliki kandungan tinggi kalori yang bisa membahayakan penderita diabetes.

  1. Jagung

Jagung yang sering dijadikan campuran sayuran lainnya tinggi kandungan kalori sehingga konsumsinya juga harus dibatasi oleh penderita diabetes.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Share:

7 Kebiasaan yang Bisa Membahayakan Ginjal

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

kebiasaan-perusak-ginjal-doktersehat

DokterSehat.Com– Ginjal adalah salah satu organ tubuh yang rentan mengalami kerusakan. Khususnya jika kita menerapkan gaya hidup yang tidak sehat. Sayangnya, masih banyak orang yang melakukan hal ini sehingga membuat beban kerja dari organ ini semakin meningkat. Padahal, hal ini bisa memicu datangnya penyakit yang berbahaya.

Berbagai kebiasaan tidak sehat bagi ginjal

Pakar kesehatan menyebut ginjal yang sudah mulai rusak atau terkena penyakit akan tidak bisa berfungsi dengan semestinya. Hal ini tentu akan membuat berbagai macam racun di dalam tubuh semakin menumpuk dan akhirnya berimbas buruk pada kondisi kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Berikut adalah berbagai kebiasaan tidak sehat yang bisa membahayakan ginjal kita.

  1. Sering mengonsumsi makanan tinggi garam

Makanan dengan kandungan garam yang tinggi tak hanya bisa kita temukan di masakan yang dibuat sendiri atau di tempat makan. Dalam realitanya ada banyak sekali makanan kemasan yang juga tinggi garam seperti keripik, biskuit, dan lain-lain. Sayangnya, kita tidak menyadarinya karena rasanya belum tentu asin.

Tak hanya bisa meningkatkan tekanan darah. Makanan tinggi garam juga bisa membebani ginjal dan akhirnya menurunkan fungsinya dengan signifikan. Bahkan, pakar kesehatan James Simon dari Cleveland Clinic menyebut hobi mengonsumsi makanan tinggi garam bisa memicu peningkatan risiko terkena batu ginjal.

Demi menjaga kondisi tubuh, pakar kesehatan menyarankan kita untuk membatasi asupan garam maksimal 2.300 mg saja setiap hari.

  1. Malas memeriksa tekanan darah secara teratur

Tekanan darah memiliki pengaruh besar bagi kondisi ginjal secara keseluruhan. Jika kita mengalami masalah tekanan darah tinggi yang tak terkendali, maka hal ini bisa memicu kerusakan pada pembuluh darah yang ada pada ginjal dan akhirnya merusak organ ini. Masalahnya adalah banyak orang yang bahkan tidak menyadari dirinya mengalami masalah tekanan darah tinggi karena tidak pernah memeriksakannya.

Pastikan untuk rutin melakukan pemeriksaan tekanan darah setidaknya setahun dua kali demi mengetahui kondisi tekanan darah dalam tubuh dan menerapkan gaya hidup sehat demi menjaga keseimbangannya.

  1. Masih merokok

Rokok bisa memberikan dampak kesehatan yang sangat besar bagi hampir semua bagian dan organ tubuh. Hal ini disebabkan oleh kemampuannya dalam memicu peningkatan tekanan darah dan merusak pembuluh darah, termasuk yang ada di ginjal. Sebuah penelitian membuktikan bahwa hobi merokok hingga 16 tahun lamanya bisa meningkatkan risiko kanker ginjal hingga 40 persen!

  1. Kurang minum

Tak hanya akan menyebabkan rasa haus atau dehidrasi, kurang minum juga bisa meningkatkan risiko kerusakan ginjal dengan signifikan. Hal ini disebabkan oleh ginjal yang harus bekerja dengan keras untuk menyaring darah yang jauh lebih kental akibat tidak seimbangnya cairan tubuh. Hal inilah yang kemudian akhirnya menurunkan fungsinya dengan signifikan.

  1. Sembarangan minum obat

Sembarangan mengonsumsi obat penghilang rasa sakit tanpa memperhatikan dosis atau saran dokter bisa memicu kerusakan ginjal. Konsumsi obat-obatan dalam jangka panjang tanpa pengawasan dokter juga bisa menyebabkan hal yang sama. Hal ini disebabkan oleh ginjal yang harus bekerja dengan keras demi mengolah obat-obatan ini sehingga akhirnya rentan mengalami kerusakan.

  1. Kurang tidur

Kurang tidur akan membuat ginjal menjadi lebih tegang dan tidak mendapatkan waktu istirahat yang cukup. Hal ini akhirnya bisa berimbas pada kerusakan organ ini dengan signifikan.

  1. Hobi mengonsumsi alkohol

Tak hanya bisa menyebabkan kerusakan atau penyakit pada hati, hobi mengonsumsi minuman beralkohol bisa meningkatkan risiko terkena penyakit ginjal kronis hingga dua kali lipat!



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Share:

6 Makanan Ini Bisa Tingkatkan Risiko Terkena Kanker

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

keripik-asin-doktersehat
Photo Credit: Flickr.com/Guilia Carradori

DokterSehat.Com– Salah satu penyakit yang paling ditakuti oleh banyak orang adalah kanker. Tak hanya bisa membuat risiko terkena kematian dini meningkat, pengidapnya akan mengalami penderitaan yang luar biasa mengingat penyakit ini menggerogoti bagian tubuh. Selain itu, proses pengobatan penyakit ini juga cenderung sangat berat dan belum tentu bisa menyembuhkannya hingga benar-benar tuntas. Karena alasan inilah sebaiknya kita sebisa mungkin mencegah kedatangannya.

Berbagai macam makanan yang harus dihindari demi mencegah kanker

Salah satu cara yang bisa kita lakukan demi mencegah datangnya kanker adalah dengan menerapkan pola makan yang tepat. Pakar kesehatan menyebut ada beberapa jenis makanan yang ternyata bisa meningkatkan risiko terkena penyakit ini sehingga sebaiknya kita hindari.

Berikut adalah makanan-makanan tersebut.

  1. Minuman bersoda

Minuman bersoda cenderung digemari oleh masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan oleh rasanya yang enak dan menyegarkan, apalagi jika disajikan dalam kondisi dingin. Masalahnya adalah minuman bersoda termasuk dalam minuman yang paling tidak baik bagi kesehatan.

Kandungan gula di dalam minuman bersoda sangatlah tinggi. Apalagi ditambah dengan fakta bahwa jenis gula yang ada di dalam minuman ini adalah sirup jagung yang tinggi kandungan fruktosa. Gula ini sangatlah pekat dan cenderung sulit dicerna oleh tubuh.

Jika kita sering mengonsumsinya, organ pencernaan, khususnya hati akan bekerja dengan sangat keras demi mengolahnya. Ditambah dengan paparan bahan pewarna buatan di dalam minuman ini, maka risiko untuk memicu datangnya kanker di organ pencernaan akan meningkat.

  1. Makanan dengan bahan tepung putih

Makanan dari bahan tepung putih seperti pasta, roti, dan berbagai macam kue bisa dengan mudah kita temui setiap hari. Masalahnya adalah di balik kenikmatan makanan-makanan ini, ada peningkatan risiko kanker jika kita terlalu sering mengonsumsinya. Hal ini disebabkan oleh proses pengolahan tepung putih yang menggunakan beberapa bahan kimia yang berpotensi meningkatkan risiko terkena kanker.

Selain itu, cukup banyak makanan dengan kandungan tepung putih yang tinggi kandungan gula, kandungan yang bisa memicu datangnya peradangan pada tubuh jika terlalu banyak dikonsumsi.

  1. Keripik kentang

Keripik kentang, khususnya yang sudah dikemas dengan berbagai varian rasa yang menarik ternyata juga bisa meningkatkan risiko terkena kanker jika sering dikonsumsi, lho. Hal ini disebabkan oleh tingginya kandungan lemak trans, bahan pengawet, serta garam di dalamnya.

Selain itu, proses pengolahan kentang dengan suhu tinggi ternyata juga bisa memicu munculnya kandungan akrilamida. Salah satu kandungan yang bersifat karsinogen atau bisa menyebabkan datangnya kanker.

  1. Margarin

Margarin yang sering kita jadikan bahan pembuat kue ternyata juga bisa meningkatkan risiko terkena kanker. Hal ini disebabkan oleh proses pengolahannya yang menggunakan minyak dalam suhu tinggi yang akhirnya bisa memicu munculnya zat kimia berjenis lycidol serta 3-MCPdare yang bersifat karsinogen atau bisa menyebabkan datangnya kanker.

  1. Popcorn yang diolah di dalam microwave

Popcorn yang diolah dengan menggunakan microwave memang memiliki rasa yang enak, namun pakar kesehatan menyebut makanan ini sudah memiliki kandungan zat kimia PFOA yang merupakan salah satu bahan bersifat karsinogen. Selain itu, kita juga bisa menemukan bahan kimia lain seperti diacetyl di dalam popcorn ini. Bahan ini juga bisa memicu datangnya kanker.

  1. Daging merah

Meski tinggi nutrisi, daging merah memang sebaiknya kita batasi konsumsinya karena bisa memicu datangnya berbagai macam masalah kesehatan seperti kanker, obesitas, dan lain-lain jika sering dikonsumsi. Bahkan, jika kita cenderung hobi mengonsumsi daging bakar, risiko terkena kanker pankreas bisa naik hingga 60 persen!



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Share: